• Call us: 0811-1111-2745
  • [email protected]

Menjual Tanpa Membual (Part 1) – Jaya Setiabudi

jaya setiabudi

Oleh: Jaya Setiabudi (Founder YEA, ECAMP, Yukbisnis)

Saya ( Jaya Setiabudi ) sendiri pada dasarnya adalah orang yang tidak enakan pada saat menjual suatu produk. Yang saya takutkan adalah saya itu seolah menggunakan trik-trik untuk mencapai closing. Makanya saya memilih saat menjual itu saya menyampaikan informasi sejelas-jelasnya. Tidak ada yang ditutup-tutupi kecuali itu rahasia perusahaan.

Saat saya bekerja di Astra – Batam sebagai technical buyer, itu sebagai pembeli atau customer. Setelah saya keluar saya malah menjadi penjual. Kalau di Batam dinamakannya Trading Company, perusahaan yang melakukan jual beli. Kadang atau seringkali tidak punya stoknya, jadi kita mencarikan barang tersebut di tempat lain atau supplier palu gada (anggapannya seperti itu).

Awalnya sih niatnya menjadi supplier sparepart, tapi kadang-kadang sudahlah apa saja ya disuplai. Sesuai permintaan dari customer. Suatu saat ada customer pertama saya (sudah akrab) menanyakan seperti ini:

“Om cari barang kaya gini adanya dimana..?”

“Oh ada disitu..”

“Kalo yang ini dimana..?”

“Oh kalo yang itu ada di sana”

Saya sebutkan supliernya siapa. Kemudian dia tanya lagi:

“Kalau saya beli barang ini di om Jaya bisa..?”

“Bisa.”

“Harganya berapa..?”

“Ya, saya ambil barangnya di sana juga.”

“Berapa persen lebih mahal?”

“Ya paling nambah 5-10% lebih mahal.”

“Oh ya sudahlah saya ambil di om Jaya saja.”

Memang begini, di perusahaan besar itu ada suatu regulasi yang tidak mudah untuk memasukan supplier-suplier baru atau membayar tunai. Sedangkan kalau sama saya kan mereka bisa bayar 30 hari kemudian atau bayar mundur. Jadi saya ambilkan dulu barang untuk konsumen. Tapi saya tidak menutupi hal itu, apa adanya saya mengatakan itu pada konsumen. Dan mereka tetap beli barang di saya.

Mengapa..? Karena mereka sudah percaya pada saya. Hal ini yang sudah lazim saya lakukan pada semua customer, sehingga seringkali customer memberikan orderan-orderan yang bisa saya pilih sendiri sesuai kemampuan saya.

Kemudian saya searching harganya berapa, saya tambah margin 10-12%, dan diberikan purchase ordernya pada customer. Alhamdulillah jarang terjadi penolakan atau tawar menawar yang sulit. Mereka deal dan saya carikan barangnya.  

Sering seperti itu, dan saya jarang meminta order pada mereka. Saya hanya mengatakan pada mereka, “Pak saya spesialisasinya seperti ini, mencari barang yang sulit didapatkan oleh orang lain.”. Saya mengatakan seperti itu waktu awal-awal memulai bisnis. Kata kunci saya yaitu saya ingin memberikan solusi untuk mereka.  

Karena saya mengerti biasanya para buyer itu di suatu perusahaan sulit mencari barang-barang yang dibutuhkan. Bahkan ada barang yang sudah 2 tahun masih sulit untuk didapatkan. Itulah yang menjadi spesialisasi saya, saya mulai dari masalah mereka dan menjadi solusi untuk mereka. Nah inilah yang disebut dengan kepercayaan.

– Jaya Setiabudi

Subscribe
Newsletter
Open chat
1
Tanya Disini Yuk
Hai, calon pengusaha!
Selamat datang di YEA