Bagaimana Membuat Diferensiasi untuk Olshop yang Menjual Barang Umum..? Oleh: Jaya Setiabudi (Founder YEA, ECAMP, Yukbisnis)
“Mas J, bagaimana membuat sebuah deferensiasi di olshop yang menggunakan ‘platform Instagram’, sementara barang yang kita jual itu barang yang juga banyak dijual orang lain di platform yang sama, misal sepatu futsal. Mohon pencerahannya Mas J, matur nuwun..” dari Heru Gunawan.
Saya sebenernya kurang suka dengan definisi toko online tapi di Instagram, karena jika memang anda serius maka anda akan membuat website atau toko online dot com sendiri.
Ada 1 akun sepatu di Instagram yang sampai sekarang masih saya follow walaupun agak menyebalkan. Nama akunnya @sopirgusdur. Yang dia jual ini produk standar, sisa import. Jadi sepatu dari luar sebelum masuk ke mal di Indonesia itu kana da filternya dulu, nah dia menjual yang tidak bisa masuk mall alias barang reject. Mungkin ada kecacatan sedikit tapi bagi orang yang tidak teliti sekali ya sepatu tersebut akan nampak baik-baik saja.
Mengapa saya menyukai akun ini, apa yang special..?
1. Foto produk yang lengkap dan berkualitas.
Fotonya tidak sembarang foto. Bukan foto sepatu yang sekedar dipajang atau ditaruh di lantai, bukan seperti itu. Dia benar-benar mencari foto-foto yang berkualitas.
2. Informasi lengkap dan harga miring
Lengkap tentang fitur-fiturnya dan harganya reasonable atau masuk akal.
3. Harganya tercantum
Tidak seperti olshop lain yang selalu kasih caption ‘info harga DM’ agar kita message personal ke mereka untuk tahu harga. Sopir gusdur beri harga di depan dan transparan. Coba anda perhatikan barang-barang branded, mereka tidak pernah ada istilah ‘info harga DM’.
“Bagaimana dengan yang menjual barang orang..?”
Kita tidak perlu kasih harga terlalu murah dan jangan juga pasang harga ‘mukul’ atau terlalu mahal. Reasonable saja, transparan, maka konsumen pun akan senang membelinya.
Ada tidak di sini yang malas DM olshop untuk sekedar tanya harga..? Melihat gambarnya tertarik tapi pas ingin lihat harga di caption tidak tercantum. Akhirnya malah gak jadi beli karena malas DM olshopnya dan beralih ke olshop lain yang lebih transparan.
Hati-hati loh, jangan-jangan konsumen kita juga begitu. Mental di awal karena info harga tidak ada di caption. Kecuali produk yang memang betul-betul menarik perhatian konsumen dan sangat dibutuhkan saja baru mereka mau DM. Tapi kalau produknya biasa saja dan banyak kompetitor menjual hal serupa, apakah seniat itu mereka mau DM..?
Begitupun sebaliknya. Mungkin awalnya kita tidak terlalu tertarik dan tidak butuh dengan suatu produk, tapi saat melihat harganya sedang murah atau istilahnya benefit lebih besar daripada harganya, maka bisa jadi loh muncul keinginan untuk membeli.
Terbayang tidak saat konsumen DM tanya harga dan ternyata jawabannya tidak memenuhi ekspektasi dia, kemudian besoknya dia tanya lagi dan kecewa lagi karena mahal menurut dia, besok dan besoknya lagi seperti itu, apa yang akan terjadi..? Besoknya dia tidak akan tanya lagi dan mental selamanya dari olshop kita.
Psikologi pricing seperti itu..
Mengapa saya menyayangkan mereka yang berjualan via Instagram..? Karena kebanyakan mindsetnya itu bukan untuk membangun data. Padahal database itu yang terpenting untuk jaman sekarang.
Di Instagram kita tidak bisa mengetahui betul psikologi atau behaviour dari target market kita secara otomatis. Demografi pembeli seperti apa, hari terbanyak pembelian hari apa, tanggal berapa, tiap bulan apa, belinya berapa kali dalam sebulan, produkk yang paling banyak dibeli yang mana, mereka banyak tertarik beli karena promo apa, itu akan terlihat dengan mudah jika menggunakan website. Bisa saja dari Instagram juga, hanya kita perlu effort lebih untuk mengumpulkan database pembeli, itupun dilakukan manual dan tidak bisa real time.
Dan parahnya saat sudah membangun olshop, malah medsosnya yang terus berubah algoritma dan tren-nya sehingga kita perlu membangun lagi dari awal.
Yuk yang mau diskusi lebih lanjut tentang bagaimana membuat diferensiasi untuk olshop, bisa ketemu di ECAMP Bandung atau Jogja ya. Keduanya ada di bulan September ini dan terbatas untuk 35 orang saja.
Daftar disini ya!
Semoga bermanfaat..
Salam,
Jaya Setiabudi