Hampir Menginjak Usia 22 Tahun, Hilman Halim Pernah Rugi 100 Juta Lebih dan Berhasil Bangkit
Mungkin itulah kalimat yang tepat untuk Alumni YEA 23 yang satu ini. Lulusan SMK 4 Bandung tersebut jatuh bangun dalam beberapa bisnis, kini ia fokus untuk bisnisnya ‘Otocover – Selimut Mobil’.
“Coba-coba bisnis awalnya dari SMP, yaitu jualan pulsa. Uang jajan dipakai sebagian untuk modal. Niatnya sih waktu itu karena ingin punya uang sendiri. Kan enak kalau main kemana-mana tidak perlu meminta ke orang tua, apalagi saya membawa pacar, hehe..” Ujarnya.
Beranjak SMK kelas 1, Hilman mencoba berjualan apapun yang menurutnya bagus saat itu. Dari mulai binatang langka, sepatu, baju, sampai berjualan kopi. Bisnis logistic event-pun ia garap saat kelas 2 SMK, yang mengharuskan ia menyediakan perlengkapan seperti kemben dan bulu mata.
“Saya cari sendiri kemben dan bulu matanya di Pasar Baru. Hingga pernah di ‘colek’ oleh waria di sana.” Katanya menjelaskan sambil tertawa.
Satu persatu bisnisnya pun tumbang kala itu, karena tidak fokus. Akhirnya ia menemukan peluang di bisnis selimut mobil yang harganya sedang turun. Bermodalkan sisa uang dari hasil penjualan yang lalu, ia pun mulai memasarkan selimut mobilnya melalui BBM dan Kaskus.
Bisnis selimut mobil memberikan Hilman omset sebesar 45 juta – 75 juta rupiah/bulan. Namun riset dan quality control yang kurang baik, menyebabkan komplain bermunculan dari klien.
Saat itu Hilman menjanjikan bahwa selimut mobilnya anti luntur, sedangkan nyatanya luntur. Hal ini yang mengakibatkan omset turun menjadi 9 juta rupiah/bulan.
Di tengah kerugian yang ia alami, ia juga saat itu harus menanggung biaya sekolah dan juga asuransi orang tuanya.
Namun karena keinginannya untuk menjadi pengusaha sangat kuat, ia tidak lantas patah semangat. Didukung oleh orang tuanya, Hilman giat mengikuti seminar-seminar bisnis agar usahanya tetap berjalan.
“Ngobrol dengan ayah, adalah salah satu cara yang dapat menghilangkan rasa cemas saya.” Tuturnya.
Di salah satu kopdar, Hilman diperkenalkan dengan YEA (Young Entrepreneur Academy) oleh salah seorang kerabatnya. Dari situlah Hilman memutuskan untuk mengikuti YEA Batch 23, dengan biaya pendidikan yang ia usahakan sendiri.
Hilman menyebutkan bahwa kedewasaannya dalam berpikir dan bertindak sangat diasah selama menuntut ilmu di YEA. Selain lebih mengetahui potensi diri, Hilman juga dilatih untuk selalu melakukan strategi bisnisnya menggunakan riset dan data.
“Jadi lebih hati-hati dalam melangkah, dan speak by data. Itu yang sangat berpengaruh dan penting untuk bisnis saat ini.” Pungkasnya.
Ia pun membenahi strategi pemasarannya dan fokus pada quality control dari produk yang ia jual, agar konsumen mendapatkan produk yang berkualitas. Arab, Swiss, dan Brunei, merupakan asal sebagian pelanggannya selain Indonesia. Kini, omset Otocover hampir mencapai 100 juta rupiah/bulannya.
Pemasaran dilakukan secara online mulai dari ig, WA, Line, Line@, dan kaskus. Closing produk paling banyak Hilman dapatkan dari WA. Ia juga memasukkan Otocover dalam klub BMW Indonesia. Tak jarang produk dibeli secara offline berdasarkan rekomendasi pelanggannya yang lain.
Target 5 tahun ke depan Hilman ingin Otocover bisa seperti coverking.com, yang mana saat ini ia sedang men-develop otocover.com. Bekerjasama dengan pabrikan mobil di Indonesia juga merupakan salah satu targetnya yang lain.
Namun ada cita-cita terbesarnya yaitu, ingin membangun sekolah sosial yang dapat membantu anak-anak untuk bersekolah.
Semoga Otocover bisa menjadi bisnis yang baik dan menyejahterakan, serta apa yang dicita-citakan Hilman dapat terwujud, kalau kamu bagaimana ? udah siap jadi pengusaha seperti Hilman ?