Ketika memulai bisnis, anak muda memang selalu menggebu-gebu. 3 – 4 bulan pertama semangat untuk terus belajar demi meningkatkan omzet. Tapi ketika omzet sudah tinggi, mereka terlena bahkan sombong. Padahal, omzet tinggi tersebut baru bertahan hanya satu bulan.
Di sisi lain, platform marketplace yang memudahkan siapapun untuk berjualan membuat beberapa pebisnis akhirnya menggantungkan penjualan dari marketplace. Sampai lupa membangun channel distribusi sendiri. Yang sering jadi kasus, akun di marketplace terkena banned dan akhirnya bingung tidak ada penjualan.
1. Kalau sudah naik omzet dikit, eh malasnya mulai timbul.
2. Tidak bisa bedakan strategi dan taktik
Nah masuk ke marketplace itu bagian dari taktik, bukan strategi jangka panjang. Strategi jangka panjang salah satunya yaitu harus punya database yang dimiliki secara mandiri agar trafiknya bisa dikendalikan.
3. Terlena oleh satu sumber trafik
Marketplace ya marketplace aja yang diurusin. Kalau ada saingan datang dengan cara banting harga, bisa apa kita..?
4. Malas belajar
Padahal berjualan di marketplace itu sama dengan berselancar di punggung hiu. Artinya, ya harus hati-hati dan jangan lama-lama. Kita kan cuma numpang trafiknya marketplace.
Jangan sampai belum bisa kendalikan database pribadi, malah dimakan hiu (marketplace) duluan karena sistem banting-bantingan harga.
Jadi, hindari dari sekarang pola gagal ini sebelum terlambat!
Berbagai materi bisnis bisa kamu dapatkan di YEA Batch 42 yang mulai kelas 5 November 2021!
Klik disini untuk daftar sekarang!
Sst, ada program potongan dan diskon khusus loh. Klik tombol WhatsApp untuk tahu informasinya!