Persaingan itu perlu, tapi persaingan yang sehat. Kalau dibuka jalur bebas atau liberalisme dalam perdagangan, tentu saja kasian para pelaku UKM kita.
Dan saya ingin berterima kasih kepada Menteri Koperasi dan UKM Indonesia yang sudah memperketat masuknya barang-barang dari luar negeri, sehingga jalur UKM makin terbuka.
Tapi, giliran saya nih yang ingin men-‘jewer’ para pelaku UKM karena kebanyakan masih menerapkan pola gagalnya.
Apa saja..??
- Kalau sudah naik omset dikit, eh malasnya mulai timbul.
- Gak bisa bedakan strategi dan taktik. Nah masuk ke marketplace itu bagian dari taktik, bukan strategi jangka panjang.
Strategi jangka panjang salah satunya yaitu harus punya database yang dimiliki secara mandiri agar trafiknya bisa dikendalikan.
- Terlena oleh satu sumber trafik. Marketplace ya marketplace aja yang diurusin. Kalau ada saingan datang dengan cara banting harga, bisa apa kita..?
- Malas belajar.
Padahal berjualan di marketplace itu sama dengan berselancar di punggung hiu. Artinya, ya harus hati-hati dan jangan lama-lama. Kita kan cuma numpang trafiknya marketplace. Jangan sampai belum bisa kendalikan database pribadi, malah dimakan hiu (marketplace) duluan karena sistem banting-bantingan harga.
Kenapa sih markerplace berperilaku seperti itu..?
Gini ya, pada dasarnya kita harus lihat bisnis modelnya duluan. Kalau udah ngomongin ini sebenarnya akan sangat panjang dan harus ada data-data yang saya utarakan, terkait dengan bisnis model marketplace yang memang rakus terhadap transaksi.
Singkatnya begini, tidak hanya pada marketplace saja. Tapi hampir semua bisnis startup digital yang menggunakan venture capital, yang menggunakan pendanaan seri A B dan seterusnya, hal-hal inilah nanti yang akan mematikan ekosistem.
Contohnya, pada saat orang akan mendirikan sebuah startup itu kan yang pertama harus dicobain duluan, alias diterima oleh market gak.
Misal diterima. Setelah itu, masuklah investor. Mereka mulai mendanai sampai level tertentu terjadinya transaksi. Nah sampai level tertentu inilah startup harus menggenjot transaksi agar menjadi semakin besar. Tujuannya agar mendapatkan pendanaan seri kedua.
Terus begitu sampai mendapatkan pendanaan seri sekian. Digenjot ini bisa melalui iklan, promosi ini itu, flash sale, diskon, sampai banting harga.
Yang dikorbankan siapa..? Ya ekosistem sekitarnya, alias para pedagang itu sendiri. Apalagi yang modalnya cekak.
Yang sudah masuk marketplace juga diperas keringatnya agar bisa terus memperbanyak transaksi.
Ini akan terus berlanjut sampai IPO. Bahkan mungkin nanti sudah sampai IPO saja belum tentu untung.
Kesimpulannya, mereka tidak peduli apakah UKM maju atau tidak maju.
Yang terpenting bagi mereka adalah bagaimana caranya bisa terus menghasilkan transaksi baik dari toko anda maupun dari kompetitor anda. Sampai mereka mendapatkan investor baru lagi.
Lalu bagaimana strateginya..?
Anggap marketplace bagian dari taktik jangka pendek untuk mendapatkan database.
- Siapkan kolam anda sendiri alias toko online. Terutama untuk brand owner atau produsen. Bagi reseller maka siapkan kolam bisa berupa grup chat. Kumpulkan nomor hp konsumen.
- Media sosial. Tempat untuk memberikan makan berupa konten yang dibutuhkan oleh database tadi. Agar mereka keep in touch dengan anda.
Jika anda tidak ingin repot, maka bisa menggunakan yubi.id. Dalam satu aplikasi ada semua channel promosi.
- Jual produk penetrasi atau yang paling mudah dijualnya di marketplace. Tujuannya untuk mengkonversi dan menghasilkan database. Sedangkan jika mereka ingin produk unggulan maka alihkan pembelian langsung ke toko online anda.
- Validasi kontak. Apakah nomor hp tersebut fiktif atau bukan. Bisa ucapkan terima kasih atas pembelian, dsb.
- Sisipkan kupon atau voucher saat pengiriman. Tawarkan diskon untuk pembelian berikutnya, tapi arahkan langsung ke toko online. Atau diskon heboh bagi yang membeli pertama kali di toko online anda.
- Ternakin atau beri makan database tadi dengan info-info menarik yang dapat membangun citra atau brand produk anda.
Hingga akhirnya anda bisa punya trafik yang bisa anda kendalikan.
Sekian tipsnya, semoga bermanfaat..
Salam,
Jaya Setiabudi