Ada 2 kategori produk dalam bisnis. Keduanya sama-sama menggambarkan produk anda di mata customer. Yang satu menyelesaikan masalah customer dan satu lagi memberikan value lebih untuk customer.
- Produk yang menyelesaikan masalah
Produk yang menjadi solusi spesifik bagi target pasar. Contohnya seperti obat-obatan yang memang menjadi solusi bagi penyakit target pasar, juga produk rumah tangga yang bisa menjadi solusi bagi ibu-ibu untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya dengan mudah.
Di sini biasanya target pasar akan membeli produk itu karena alasan yang rasional, atau bisa dilogikakan. Sehingga saat menjual kita bisa langsung mengkomunikasikan manfaat dan fungsi dari produk tersebut.
Beri penjelasan yang ilmiah juga mengapa produk ini bisa menjadi solusi. Jika produknya obat misalnya maka perlu ada bukti penunjang dan hasil riset ataupun testimoni yang membenarkan bahwa produk tersebut memang memberikan solusi.
Untuk saat ini, karena banyaknya kompetitor, maka keinginan konsumen pun berubah. Konsumen bukan hanya ingin sembuh saja, mereka ingin lebih, yaitu ingin ‘pasti’ sembuh.
- Produk Penambah Value
Mungkin awalnya bisa jadi merupakan produk solusi, namun seiring waktu karena banyaknya kompetitor dan produk alternatif lainnya maka produk tersebut harus menambah value lain agar bisa bertahan dan bersaing.
Contohnya seperti makanan, fashion, minuman. Kenapa sih lebih memilih boba (misalnya) padahal kan kalau untuk menghilangkan haus bisa dengan air putih, nah di sini boba mungkin bagi sebagian orang punya value lebih dari sekedar penghilang haus. Mungkin boba menjadi minuman favorit teman-temannya sehingga membuat ia ingin mencoba, atau mungkin juga karena boba ada berbagai rasa, tidak seperti air putih.
Target pasar produk penambah value ini biasanya membeli karena alasan emosional. Kenapa beli tas warna biru ya karena ingin warna biru. Tidak bisa dijelaskan secara rasional ataupun logika. Mungkin saja pada saat lihat tas biru itu target pasar merasa ingin karena fotonya yang terlihat bagus.
Di sinilah kita bertugas untuk memperbesar keinginan mereka secara emosional agar segera membeli produk ini. Dan keinginan emosional biasanya dibentuk dengan aktivitas branding. Entah itu dengan membranding bahwa produk telah dipakai oleh ratusan artis atau kalangan tertentu yang mewakili target pasar.
Bahkan mungkin bisa juga membranding produk dengan cara-cara yang organik seperti penataan angle foto di sosmed, atau dengan rajin membuat storytelling di insta story yang menceritakan sejarah produk, curhat, dll.
Produk seperti ini tidak mudah dibandingkan dengan kompetitor, jika aktivitas branding-nya sudah kuat. Karena target pasar merasa adanya ikatan emosional dengan brand tersebut. Inilah yang membuat produk ini bisa dijual dengan harga yang tinggi atau bahkan terlampau tidak masuk akal.
Misal penggemar Apple mungkin akan selalu membeli Apple. Padahal spesifikasi gadget yang ia perlukan bisa didapat dari merek lain. Tapi jika tidak Apple itu ia akan merasa tidak pas saja.
Nah yang sering jadi masalah adalah kita tidak men-treatment produk sesuai dengan sifat alamiahnya ini.
Misal produk penambah value kita komunikasikan dengan menyebutkan fungsinya terlebih dulu, padahal target pasarnya lebih butuh alasan emosional untuk bisa membeli produk tersebut.
Jadi, produk anda termasuk kategori mana..??
Kenali lebih dalam antara produk dan target market anda ya. Semoga bermanfaat.. 🙂