Blibli.com, mengakui penjualan mereka meningkat meski belum merinci secara pasti jumlahnya. Yang jelas peningkatan transaksi terjadi pada produk kebutuhan sehari-hari dan kesehatan personal sejak awal Maret 2020 itu artinya ada pasar potensial saat lockdown.
Menurut Senior Key Account Manager Consumer Goods Blibli Priscilia Cynthia, lewat keterangan tertulis pada 9 April 2020, memasuki masa kerja di rumah (WFH), pembelian beralih ke berbagai produk makanan segar seperti sayur, buah, makanan beku, multivitamin dan suplemen, serta produk-produk sembako seperti minyak goreng dan beras. Hal tersebut juga senada dengan Shopee Indonesia. (Sumber: Liputan 6)
Data analisis dari ritel Stackline juga menyebutkan 10 kategori produk dengan pertumbuhan tercepat dari Maret 2019 ke Maret 2020:
- Sarung tangan sekali pakai tumbuh 670 persen.
- Mesin roti tumbuh 652 persen.
- Cough & Cold tumbuh 535 persen.
- Sup tumbuh 397 persen.
- Gabah dan beras tumbuh 386 persen.
- Makanan dalam kemasan tumbuh 377 persen.
- Fruit Cups tumbuh 326 persen.
- Weight Training tumbuh 307 persen.
- Milk & Cream tumbuh 279 persen.
- Dishwashing Supplies tumbuh 275 persen.
Dan ini, 10 kategori menurun tercepat dari Maret 2019 ke Maret 2020:
- Bagasi dan koper turun 77 persen.
- Tas kantor turun 77 persen.
- Kamera turun 64 persen.
- Baju renang pria turun 64 persen.
- Pakaian pengantin turun 63 persen.
- Pakaian formal pria turun 62 persen.
- Baju renang wanita turun 59 persen.
- Pelindung ruam turun 59 persen.
- Sepatu atletik anak turun 59 persen.
- Tas olahraga turun 57 persen.
Adanya corona hingga akhirnya pemerintah menetapkan lockdown dan PSBB membuat sebagian besar tiket keberangkatan dibatalkan. Semua yang berkaitan dengan traveling dan aktifitas outdoor seperti tas, kacamata, baju, pakaian renang, mengalami penurunan pembelian yang drastis.
“Trus gimana dong..?”
Ada beberapa opsi alternatif:
- Barang tetap tapi ganti offering/penawarannya. Beri diskon yang signifikan. Jangan ingin margin besar dulu, yang penting ada cashflow dan barang tidak menjadi death stock.
- Ganti barang yang dijual dengan yang banyak dibutuhkan pasar sekarang. Jika selama ini kita produksi tas, coba ganti dulu jadi produksi masker atau APD. Atau mungkin bisa produksi totebag khusus belanja yang bahannya higienis dan mudah dibersihkan.
Berbicara masalah kebutuhan saat lockdown, ada 8 Pasar Potensial saat lockdown:
- Sembako: berupa kebutuhan pangan primer seperti beras, minyak, sayuran, daging, dll.
- Frozen food: semua makanan yang bisa dibuat dalam bentuk frozen, karena orang sudah tidak bisa ke restoran lagi sehingga jika ingin menikmati baso dsb maka dapat membeli dalam bentuk frozen.
- Sanitasi: termasuk APD, sanitizer, masker, pembersih lantai. Karena orang ingin merasa aman dan takut akan penyakit.
- Herbal: seperti jamu dan obat herbal untuk menjaga daya tahan tubuh.
- Mainan anak mandiri: karena anak-anak di rumah setiap hari, orang tua sangat membutuhkan mainan anak agar tidak bosan dan dapat mengisi hari-hari mereka. Terutama bagi orang tua yang melakukan WFH akan sangat terbantu.
- Home gym: tidak perlu mahal, yang penting dapat membantu kita berolahraga setiap hari. Orang tidak bisa pergi ke gym, jadi membutuhkan home gym.
- E-learning: orang tidak bisa ikut training yang bersifat tatap muka, sehingga e-learning menjadi solusi.
- Konten video: hampir semua orang yang diam di rumah akan selalu memegang hp dan membuka sosial media. Konten video menjadi salah satu konsumsi dari target pasar. Bagi yang berjualan online, inilah saatnya membangun awareness pada mereka.
Nah, kamu mau pilih alternatif yang mana..?
Next YEA akan bahas pain and gain dengan value proposition canvas ya, untuk mengetahui apakah produk kita bisa menjadi solusi atau tidak bagi target pasar.
Ok, semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel berikutnya. Insya Allah..
Info pendaftaran YEA 39 hubungi 085100313999
Salam,
Young Entrepreneur Academy