“Pertama, kerupuk beras dengan minyak ekstrak zaitun dan varian rasa.”
Itulah tagline Karak Kramas. Kerupuk yang jadi panganan tradisional ini, berhasil dijadikan produk snack kekinian yang eye catching di mata anak muda. Memenangkan kompetisi Home Business dengan total omset lebih dari Rp 12 juta hanya dalam waktu 2 minggu pemasaran.
Adalah Asyrafil Muchtar, Sulistyobudi, dan Rizky, yang telah bekerja keras dibalik kemenangan Kramas. Ide mereka untuk mengangkat snack tradisional menjadi kekinian sangatlah brilian. Kerupuk berasnya sendiri didatangkan langsung dari Solo. Anak muda menjadi target pasarnya, sehingga mereka fokus menggunakan instagram untuk pemasaran.
Menurut mentor Gazan (Zanana) dan Bun (Tempe Gila), Kramas unggul dari segi pemilihan produk, kemasan, dan cara pemasaran. Hal ini terbukti dari omset yang mereka dapat lebih besar dibandingkan kelompok lain.
Kramas adalah snack yang terbuat dari nasi yang dikeringkan, digoreng dalam minyak, kemudian diberi bumbu perasa. Tersedia dalam 2 varian rasa, jagung manis dan daun jeruk pedas. Dikemas dalam standing pouch dengan desain kekinian. Lengkapnya dapat dilihat di instagram dengan akun @karakkramas.
Merupakan pilihan produk yang tepat, karena target pasarnya banyak namun belum ada merek yang terkenal untuk produk serupa.
Home Business (Hombis) merupakan suatu kegiatan praktek di Young Entrepreneur Academy (YEA), dimana siswa belajahr menentukan dan membuat produk, mengemas, memasarkan, hingga membuat laporan keuangan.
Hombis dilaksanakan jika siswa telah menyelesaikan praktek ‘Selling Competition’ dan ‘Effective Promotion Competition’ secara online maupun offline. Menggunakan Frame Work ‘Buka Langsung Laris’ yang menerapkan ‘7 Formula Menciptakan Tren’.
Dalam hombis, siswa membuat merek baru untuk produk yang sudah lama eksis dipasaran, yang mana proses produksinya dari awal dibuat sendiri oleh ia dan kelompok. Syaratnya adalah produk tersebut harus dibuat dalam industri skala rumahan.
Bila produk yang mereka buat itu bagus, dan pemasaran yang dilakukan adalah tepat, maka akan memperbesar omset yang didapat. Hal ini menjadikan siswa sudah bisa mempunyai penghasilan sendiri sebelum mereka lulus dari YEA.
“Meskipun project Home Business sudah selesai, namun kami akan tetap melanjutkan pemasaran Kramas. Kami akan gunakan profitnya sebagai modal project selanjutnya.” tutur Asyrafil selaku tim Kramas.
Semoga menginspirasi..