• Call us: 0811-1111-2745
  • halo.csyea@gmail.com

Dari Penambangan Pasir, Jadi Bandar Bawang, Kenapa Enggak??

“Tak ada pilihan lain saat bangkrut, selain membangun bisnis baru dari awal.” tutur Mas Bun.

Itulah panggilan akrab salah satu mentor YEA yang saat ini serius menggeluti bisnis snack retail. Pemilik nama lengkap Patria Mahavira tersebut merupakan alumni YEA 4.

Sempat berjaya di beberapa usahanya yang lalu, hingga bisnis penambangan pasir pun pernah ia lakoni. Namun semuanya tumbang dikarenakan tidak fokus dan manajemen yang belum memadai.

“Bisnis berkembang cepat, namun SDMnya sulit untuk bertumbuh. Sehingga tidak seimbang dan akhirnya jatuh.” lanjutnya.

Kebangkrutan yang ia alami di tahun 2013, menyebabkan hutang Mas Bun menumpuk hingga 15 miliyar. Berdiam diri di dalam rumah selama 2 tahun, tidak ingin bertemu dengan siapapun. Hingga akhirnya ia berhasil dibujuk oleh adiknya untuk segera menemui Mas Jaya selaku mentor YEA.

Bawang maniak

Pertemuan tersebut memberikan secercah harapan dan insight baru baginya. Ia dianjurkan untuk memulai bisnis kembali dan membaca buku Buka Langsung Laris.

“Saat terpuruk, menyendiri adalah cara yang salah. Ide jadi mati, spirit hilang karena tidak pernah bertemu siapapun. Tapi setelah membaca buku tersebut, seperti ada harapan baru.” ujarnya.

Akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti semua langkah yang ada di dalam buku tersebut. Teringat akan kakak yang menjual banyak produk tapi belum ada brand-nya, membuat Bun ingin menjual salah satunya.

Bawang goreng ia pilih karena rasanya beda dan membuat orang yang tak suka bawang goreng menjadi suka. Satu persatu langkah mulai dari uji ngangenin ia lakukan sampai lolos, hingga pemilihan nama yang ngetop dan kemasan yang menarik.

Mas Bun melakukan riset ke beberapa komunitasnya untuk memilih nama dan kemasan. Ia pilih serba terbalik dari kompetitor agar terlihat beda. Kemasan kompetitor cenderung simple, maka ia buat kemasannya dengan motif yang rame.

Modal awal 5 juta rupiah, terciptalah “Bawang Maniak” seharga 32ribu rupiah/pcs, yang telah terjual sebanyak 800 pcs di bulan pertama dengan instagram organik (tanpa ads). Mas Bun hanya menggunakan 15 reseller untuk menggenjot penjualan. Saat ini angka penjualan konstan di 2000 pcs/bulan, tanpa ‘ads’.

Launching pada Desember 2016 lalu, Bawang Maniak menjadi produk idola para reseller karena banyak memberikan insentif, bonus yang menarik, dan produk gratis untuk reseller.

Selain Bawang Maniak, “Tempe Gila” menjadi produk kedua yang ia garap bersama 2 temannya saat ini.

“Komunitas dan jaringan, adalah sumber daya bisnis yang paling berharga. Saat bangkrut, jangan berdiam diri, tapi temui orang-orang yang dapat membuat spirit kita kembali. Lewat pertemuan itu juga, akan banyak ide baru bermunculan.”

Itulah pesan yang Mas Bun katakan. Semoga menginspirasi..

Subscribe
Newsletter
Open chat
1
Tanya Disini Yuk
Hai, calon pengusaha!
Selamat datang di YEA