Lagi-lagi, anak baru di YEA bikin gempar gara-gara kasus 90 juta..!!
“Bukan anak YEA namanya kalo gak buat huru-hara di dunia persilatan uang, alias dunia bisnis.”
Yap, perkenalkan kelompok 4 dari YEA 37. Mereka berhasil memecahkan rekor omset Selling Competition (selkom) lebih dari 90 juta rupiah hanya dalam waktu kurang dari 1 minggu saja dengan berjualan keripik tempe. Sekedar mengingatkan, selkom adalah kompetisi pertama anak baru di YEA yang punya rules paling sadis bagi yang kalah. Pemenang berhak mendapatkan semua profit dari tim yang kalah, so yang kalah tidak akan mendapat apa-apa kecuali pengalaman berharga (wkwkwk…).
Disaat yang lain mungkin sedang buntu mencari cara untuk mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat, mereka bisa mendapatkan puluhan juta dalam waktu beberapa hari saja hanya karena direct selling. Di selkom, siswa YEA tinggal mengemas produk secara menarik dan menjadi order seeker. (Ingat, ini bukan MLM ya hehe..)
Terdengar mudah sih, tapi apa yang mereka rasakan selama selkom dijamin membuat kita menghargai arti perjuangan yang sebenarnya. Yap, memangnya sekali kita menawarkan produk pada orang apakah akan langsung dibeli?? Tentu saja tidak. Bagi kalian yang sudah mengalami berjualan secara direct selling pasti mengetahui bahwa akan banyak terjadinya penolakan sebelum akhirnya orang membeli produk kita. Betul..??
Bahkan sekelas negosiator ahli pun awalnya pasti mengalami banyak penolakan terhadap apapun yang ia tawarkan. Karena keahlian tumbuh seiring dengan jam terbang. Semakin sering kita berkomunikasi dengan berbagai macam orang, maka insya Allah semakin ahli juga kita dalam memenangkan pembicaraan dan melakukan penawaran.
So, sebelum terjun ke lapangan siswa YEA dibekali cara pacing-leading dan skill berkomunikasi oleh para mentor dan fasilitator. Banyak dari mereka yang tetap merasa gugup saat pertama kali menawarkan produk pada orang baru. Ada yang bicaranya tidak lancar, hingga ada yang langsung ditolak sebelum mengucapkan satu patah katapun karena penampilannya membuat orang tidak nyaman.
Meski begitu, banyak anak yang terpacu untuk terus mencoba menjual karena melihat temannya berhasil menjual dalam jumlah yang banyak. Kompetisi ini memaksa mereka untuk keluar dari zona nyaman dan mendorong skill mereka agar bisa berkembang. Tidak ada lagi yang namanya rasa malu, gerogi, ataupun takut. Serba serbi dalam selkom selalu menjadi cerita menarik untuk diceritakan.
Apalagi, kalau cerita tentang omset. Kok bisa ya anak YEA mendapatkan puluhan juta setiap kali diadakan selkom?? Terlebih siswa YEA 37 kali ini mendapatkan 90 juta rupiah loh hanya karena direct selling, sungguh bukan angka yang main-main.
“Masa sih dapet segitu banyaknya??”
Ini bukan hoax ya, 90 juta adalah angka real yang mereka dapatkan. Jumlah tersebut adalah akumulasi dari semua omset tim yang kalah. Ingat dengan rules sadis yang sudah dibahas sebelumnya? Yap, pemenang berhak mendapatkan semua profit dari tim yang kalah. Misal 1 kelompok dapat 10 juta, sedangkan 1 angkatan ada 10 kelompok, jadi 10 dikali 10 adalah 100 juta bukan??
Itulah yang dialami oleh kelompok 4 selaku pemenang selkom YEA 37 kali ini. Mereka memperoleh omset tertinggi yakni 13 juta rupiah sehingga berhak menjadi pemenang dan mendapatkan seluruh profit dari tim yang kalah. Mereka pun tidak menyangkan akan menjadi juara selkom dan mendapatkan uang sebanyak itu. Karena rekor omset sebelumnya hanya 50 jutaan saja.
Saat ditanya perasaan mereka bagaimana, tentu senang bukan main. Terlebih mereka hanya mengungguli 400ribu rupiah dari runner up.
Strategi yang mereka pakai salah satunya adalah memantau harga jual kompetitor (kelompok lain), sehingga mereka akan selalu menjual keripik tersebut dengan harga yang sedikit lebih naik dibanding kelompok lain. Dijual dalam beberapa ukuran dan dikemas dengan sangat baik, dan lebih menarik.
Kelompok 4 ini juga sangat totalitas dalam menjual. Mereka mempraktekan semua ilmu skill komunikasi yang telah diberikan sebelumnya. Masing-masing anggotanya pun mau untuk belajar dan mencoba meskipun sudah ditolak berkali-kali. Mereka mendatangi tempat yang ramai dan mulai menyapa calon pembeli dengan sangat sopan dan tidak memaksa untuk membeli.
Mereka tidak menyangka akan menghadapi kompetisi seperti ini di YEA. Langsung praktek dan merasakan dampak positifnya. Yang asalnya pemalu jadi berani, dan yang takut bicara jadi terbiasa untuk dapat berkomunikasi langsung dengan orang asing.
“Kami senang sekali menjadi pemenang selkom YEA 37. Namun bagi kami uang hanyalah bonus. Selkom memberikan kami pelajaran berharga lebih dari sekedar uang. Kami membuktikan diri bahwa ternyata kami bisa berjualan secara langsung. Kami ingin menggunakan uang tersebut untuk ibadah dan sosial terlebih dulu, kemudian akan kami tabung untuk uang jajan. Dan kami pun sudah tidak sabar untuk menghadapi kompetisi di YEA berikutnya. Kami optimis, dan berkomitment untuk menyelesaikan YEA 37 hingga babak terakhir.”
Yap, itulah selkom. Selalu menjadi awal pemicu semangat siswa untuk lebih baik di kompetisi berikutnya. Alhamdulillah, sebelum lulus saja mereka sudah dapat omset nih, kamu kapan??