Biaya TRIAL ERROR lebih mahal daripada biaya BELAJAR, pilih mana hayoo..??

“Saya kalau punya uang 20 juta lebih baik langsung buka bisnis. Sewa tempat, dijadiin café trus otomatis omset akan langsung datang deh. Enaknya hidup ini..”

Ya, andai hidup semudah itu. Namun, siapa yang jamin begitu ia buka café akan langsung untung? Apakah bisnis café tidak perlu menggunakan ilmu..??

Bukanya mau dimana?

Kriteria pasarnya seperti apa?

Apa yang mereka butuhkan?

Cara risetnya bagaimana?

Cara mendatangkan pembeli bagaimana?

Kalau tidak laku mau berbuat apa?

Ada contoh kasus dari pemilik cafe, sebut saja namanya Budi. Modal yang harus dikeluarkan Budi untuk membuka usaha café senilai Rp 20jutaan adalah sebagai berikut:
Sewa toko/bangunan selama 1 tahun = Rp 8.000.000 (ini ceritanya dapet yang murah, hehe..)
Meja dan kursi 10 set @Rp 100.000 = Rp 1.000.000
Etalase = Rp 1.000.000
Peralatan makan piring, gelas dan lain-lain = Rp 1.500.000
Peralatan masak, kompor dan lain-lain = Rp 3.500.000
Bahan baku awal = Rp 3.000.000
Biaya lain-lain = Rp 4.000.000
Gaji karyawan 2 orang = Rp 2.000.000
Total = Rp 24.000.000

Bulan demi bulan pun berlalu. Biaya operasional tidak dapat tertutupi karena omset kecil dan sepi pembeli. Budi tidak melakukan riset secara akurat, dan sama sekali tidak menyangka bahwa ia akan mengalami kerugian terus menerus. Yang lebih parah lagi, ia tidak tahu letak kesalahannya, otomatis ia tidak dapat memperbaiki bisnisnya.

Akhir cerita, Budi yang tidak sanggup menanggung kerugian tersebut memutuskan untuk menutup café itu. Ia pulang ke rumahnya dengan hati hampa dan pikiran yang kacau. Ia lihat kembali beberapa kertas tagihan yang belum bisa ia bayar. Semakin hancur perasaannya karena ia tidak tahu harus mendapatkan uang dari mana. Mau memulai bisnis lagi pun ia tidak tahu caranya bagaimana membangun bisnis dari awal. Yang ia tahu bahwa bisnis dapat terlaksana jika ia menggenggam modal puluhan juta rupiah.

Padahal berapa banyak bisnis yang berhasil hanya dengan modal ratusan ribu rupiah. Seperti Zanana, Voria Socks, Marmelo, mereka memulai bisnis dari sumber daya yang ada. Namun karena ilmu salah satunya yang membuat mereka dapat mengembangkan bisnisnya.

20 juta, seharusnya dapat Budi gunakan untuk menuntut ilmu terlebih dulu, kemudian sering-sering menghadiri pelatihan dan seminar yang akan memperbanyak jaringan bisnisnya. Siapa tahu dengan jaringan tersebut justru ia mendapatkan investor atau partner yang dapat menumbuhkan bisnis cafenya.

Sangat miris.. karena kurang ilmu ia terjebak dalam kondisi seperti itu. Semoga dapat menjadi pelajaran untuk kita semua.

———————————————————————

YEA Open Batch 36..!! Mulai kelas 11 Januari 2019. Daftar di bit.ly/daftarYEA36

 

Salam,

Young Entrepreneur Academy

Open chat
1
Tanya Disini Yuk
Hai, calon pengusaha!
Selamat datang di YEA