Banyak bisnis kecil atau UKM (Usaha Kecil Menengah) di Indonesia yang mendulang untung serta kesuksesan. Namun tidak sedikit juga yang akhirnya kandas bahkan sebelum mencapai tahun kelimanya.
Modal usaha yang belum memadai merupakan salah satu alasan sulitnya UKM berkembang di Indonesia, terutama daerah-daerah yang masih sulit melakukan kredit usaha untuk modal dari perbankan. Selain itu beberapa kesalahan dalam menjalankan UKM juga menjadi alasan yang menyebabkan kebangkrutan. Oleh karena itu pengusaha UKM harus mempersiapkan diri demi menghindari kesalahan-kesalahan tersebut.
Berikut adalah 5 kesalahan dalam bisnis kecil atau UKM yang bisa menyebabkan kebangkrutan:
1. Melakukan semuanya sendiri
Pada usaha kecil, awalnya semua orang melakukan pekerjaan yang bisa dikerjakannya maupun yang keluar dari pekerjaan utamanya. Namun seberapa semangat dan niatnya Anda dan karyawan melakukan semuanya sendirian, bila semuanya sudah diluar kemampuan Anda, maka sudah saatnya Anda meminta bantuan.
Jangan segan meminta bantuan dari luar untuk pekerjaan yang sudah tidak bisa lagi Anda kerjakan bersama tim Anda. Bisnis yang sedang tumbuh pastinya memerlukan orang-orang yang memang ahlinya.
2. Beranggapan bahwa suatu produk dapat terjual dengan sendirinya
Usaha Anda mungkin saja menjual sebuah produk yang paling revolusioner dan canggih sepanjang zaman, namun tidak akan ada yang membelinya bila tidak ada orang yang tahu akan keberadaan produk tersebut. Karenanya Anda butuh sebuah rencana marketing yang dapat menjual produk Anda.
Strategi marketing yang paling ampuh adalah “dari mulut-ke-mulut”. Untuk mengoptimalkan strategi ini, Anda bisa memanfaatkan media sosial, seperti Twitter atau Facebook. Anda juga harus aktif mempromosikan produk Anda dalam komunitas sehingga orang-orang bisa tahu akan usaha serta produk Anda.
3. Tidak mengetahui cara mengatur keuangan perusahaan
Beberapa pengusaha mungkin handal dalam menyusun konsep bisnis ataupun dalam menjual produk dan layanan mereka. Namun, sedikit yang paham akan keuangan atau kondisi finansial perusahaan, yang justru sangat penting dalam menjalankan usaha.
Semua keputusan yang diambil dalam bisnis akan selalu berhubungan dengan kondisi finansial perusahaan. Dengan kata lain, mustahil untuk mengambil suatu keputusan bila Anda tidak mengerti mengenai kondisi finansial perusahaan Anda.
4. Mengabaikan aspek yang paling menguntungkan dalam bisnis
Banyak pengusaha yang merasa tidak sabar ketika penjualan sedang lesu. Sehingga mereka kemudian mengalihkan fokus mereka untuk menjual produk lain atau produk baru demi menambah omset.
Meski cara ini tidak salah, namun bila hal ini terus menerus dilakukan, bisnis Anda akan kehilangan fokusnya. Anda justru melewati hal yang terpenting, yakni menentukan penjualan mana yang justru paling optimal.
Sebuah bisnis yang sukses akan terus bertahan dalam menjual atau mengerjakan yang terbaik yang mereka punya. Karenanya, jangan terburu-buru untuk mencari produk baru, cobalah untuk lebih fokus. Ciptakanlah sebuah produk yang akan bisa digunakan untuk jangka waktu lama, dengan begitu sampai kapanpun konsumen akan mencarinya.
5. Memulai bisnis dengan modal yang minim
Menjalankan UKM memiliki tantangan tersendiri. Karenanya, ada baiknya bila Anda memiliki akses modal yang cukup. Sehingga Anda bisa mempersiapkan bisnis menghadapi masa awal pertumbuhan yang tidak mudah.
Beberapa pertanyaan yang harus Anda tanyakan di antaranya: Berapa besar biaya produksi Anda? Apakah perlu menyewa gudang? Berapa banyak pegawai yang Anda butuhkan?
Setelah Anda mengetahui semua jawaban tersebut, serta beberapa pertanyaan penting lainnya, Anda bisa mulai untuk memperkirakan berapa besaran modal yang Anda perlukan untuk memulai usaha Anda. Untuk mendapatkan modal usaha ini, Anda bisa mengajukan kredit usaha ke perbankan atau menggunakan dana yang memang telah Anda persiapkan sebelumnya.
Oleh: Winda Chan
Ilustrasi: Ary Pratama
Editor: Kiki A Larasati