Gratis Ilmu Bisnis Senilai Ratusan Juta Rupiah Selama 5 Hari Penuh..!!
Dengan syarat, peserta tidak boleh memperjualbelikan ilmu yang didapat, melainkan harus membagikan secara gratis, khususnya untuk UKM yang membutuhkan. Jika melanggar, maka dikenakan denda 2 juta/sesi acara.
Itulah program TFM (Training for Mentor), dimana belajar – praktek – berbagi menjadi janji yang harus dilaksanakan oleh para peserta.
Kurang lebih 300 pengusaha yang lolos seleksi dari seluruh Indonesia berkumpul dalam TFM batch 2 ini, pada tanggal 6 – 10 Februari 2017 di Universitas Brawijaya, Malang. Beberapa merupakan alumni Ecamp dan YEA, di antaranya yaitu:
Mulyani (Dea Bakery)
Iwan Kenrianto (Penulis Buku “100 Billionaire”)
Bayu Reza Laksana (Papapia)
Vicka Matin (Bowling id)
Ikhtiary Gilang (Breakday snack)
Andri Wongki (T-Obenk)
Gazan Azka (Zanana)
Dan masih banyak lagi
“Bukan hanya materi bisnis saja yang gratis, melainkan makan 3 kali sehari, Snack juga gratisss selama 5 hari…!!”
Para donatur yang sebagiannya adalah peserta TFM, antri menyuplai kebutuhan pangan para peserta layaknya mereka tak pernah mengenal kata rugi. Salah satunya yaitu Dea Bakery yang selalu mengisi perut peserta setiap pagi.
Acara apakah ini..??
TFM merupakan sarana pembelajaran dan up grading ilmu bisnis, lengkap mulai dari tangga starting hingga investing. Khusus bagi pengusaha yang telah lolos seleksi ketat dari tim panitia dan mentor TFM.
Jaya Setiabudi, Dania Setiabudi, Gazan Azka Ghafara, Kukuh Indra Prasena, Fikry Fatullah, dan Andang Kirana, merupakan mentor dan pemateri selama 5 hari tersebut.
Panitia dan mentor TFM juga tidak dibayar sedikitpun dalam acara ini. Mereka menyelenggarakan dan membagikan ilmu secara gratis untuk peserta. Video rekaman acara permateri pun dibagikan secara gratis melalui youtube, agar pengusaha lainnya di luar TFM mendapatkan ilmunya juga.
Ada yang unik dihari terakhir, panitia transparan memperlihatkan pengeluaran dan pemasukan untuk terselenggaranya acara, yang mana selama 5 hari telah menghabiskan dana sebesar lebih dari 88 juta rupiah.
Dari manakah uang tersebut berasal, sedangkan peserta tidak dipungut biaya sedikitpun..??
Inilah bentuk nyata tentang kebaikan. Saat niat tulus panitia dan mentor menyelenggarakan TFM adalah untuk berbagi, disaat itu pula Allah memudahkan dana melalui donatur dan sponsor. Salah satunya yaitu Universtas Brawijaya yang menyediakan tempat serta soundsystem gratis.
Mungkin ada yang bertanya-tanya, untuk apa diselenggarakannya TFM ini..? Mengapa panitia bersusah payah mengadakan acara gratis yang sebenarnya bisa saja diuangkan..??
Seperti yang dikatakan oleh mentor Jaya Setiabudi di penutupan acara, bahwa sepulangnya peserta dari TFM ini dianjurkan untuk tidak menggunakan nama TFM, gunakan bendera masing-masing, yang penting berbagi dan tumbuh bersamanya yang harus dilaksanakan.
Indonesia saat ini sedang darurat ekonomi. Jika bukan kita sebagai pengusaha yang membangun daerah masing-masing, maka akan tergerus selamanya hak-hak rakyat oleh pihak opportunis.
Kita perlu menciptakan ekosistem yang mandiri terlebih dalam hal ekonomi, agar slogan “dari kita untuk kita” benar-benar dapat terwujud. Dan semoga ilmu dari TFM ini dapat bermanfaat sehingga cita-cita tersebut dapat terlaksana. Dimana bisnis yang berjalan adalah bisnis yang saling menyejahterakan, bukan saling menjatuhkan.
Rasa haru dan bangga meliputi peserta di malam penutupan TFM. Akan ada kerinduan untuk kembali bersatu dengan yang sevibrasi dan sevisi.
Bagaimana dengan kamu..??
Penasaran dengan kriteria peserta dan materi apa saja yang dihadirkan di TFM..?? klik http://bit.ly/TrainingforMentor2
Sampai jumpa di batch selanjutnya..