Kita suka belanja tapi tidak suka dijualin kan..? Nah, konsumen kita juga begitu.. Kalau kata Mas Jaya Setiabudi: (re: simply selling)
“Pahami makna selling yang sesungguhnya. Jangan hanya tergiur keuntungan instan, yang berujung merusak kredibilitas/brand kita. Yang paling penting dalam bisnis adalah mendapat doa dari kepuasan pelanggan, bukan sumpah serapah kekecewaan konsumen.”
“Terus kita harus gimana dong cara jualnya..?”
Inilah pentingnya kita belajar Simply Selling, yang mana kita bisa belajar cara menjual tanpa membual.
Simply selling merupakan materi dasar dalam pemasaran yang menjadi fondasi bagi kita untuk dapat memahami ilmu pemasaran lainnya. Materi ini diperkuat lagi nanti dengan materi optimasi toko online.
Menjual tanpa membual maksudnya bagaimana..?
Ya, memang seharusnya kita menjual itu harus dengan ketulusan dan tanpa memberi harapan berlebih pada konsumen. Beri tahu mereka informasi yang benar tentang produk tapi juga informasi yang memang dibutuhkan oleh konsumen tersebut.
Kita boleh menjual dengan hardselling, Tapi intinya harus untuk kepuasan calon konsumen.
Bisnis itu memang untuk membuat profit, tapi harus seimbang juga dengan memuaskan pelanggan. Jika tidak seimbang maka bisnis kita tidak akan everlasting atau langgeng.
Mas Jaya Setiabudi membagi ilmu pemasaran menjadi 4 bagian yang insya Allah bisa dipahami juga oleh orang awam.
Rata-rata orang yang baru mau memulai bisnis, merasa bingung bagaimana atau darimana harus mulai dan materi apa dulu yang harus dipelajari.
Sebaiknya, belajar bisnis itu dari hilir ke hulu.
Paling hilirnya adalah selling. Setelah itu ada promotion. Kemudian dilanjutkan dengan strategi/positioning. Dan terakhir (hulu) adalah branding.
SELLING itu ilmu survive-nya pengusaha..
Selling ibarat prajurit. Kita harus bekali mereka dengan ilmu taktis. Ini yang harus kita kuasai dan biasanya diandalkan dikala bangkrut. Karena jika sudah bangkrut tidak ada pilihan selain menjadi prajurit di depan untuk menghasilkan closing.
Inilah mengapa di YEA sendiri siswa diawali dengan project selling competition terlebih dulu. Karena memang ini fondasinya. Orang dengan modal nol rupiah, asal bisa selling maka insya Allah itu yang akan membantunya bangun kembali.
Tujuan selling adalah agar membuat orang mencicipi produk kita. (itulah mengapa produk kita harus ngangenin duluan)
Apa bedanya selling dengan promosi?
Selling untuk membuat orang membeli (push). Sedangkan promosi untuk menarik (pull) orang agar melihat produk sehingga bisa masuk ke tahap selling untuk kemudian konsumen membeli.
Untuk mempercepat pembelian, kita bisa menggunakan senjata berikut:
Obral, diskon, COD, dan senjata lainnya yang bisa membuat konsumen membeli sekarang.
Gunakan pengungkit konversi berupa:
- Dibutuhkan / diinginkan
- Harga (yang sebanding dengan benefit produk)
- Insentif (untuk membuat prajurit kita semakin semangat dalam mendapatkan closing)
- Keterbatasan (hanya ada 10 pcs yang diskon misalnya)
- Keterdesakan (batas waktu promo misalnya)
- Kemudahan (pembeli dapat melakukan pembayaran dengan metode COD misalnya)
Ada 3 tipe penjual:
1. Order seeker = pengejar order yang prinsipnya barang harus terjual. Jeleknya jika membual dan memberi harapan lebih pada konsumen agar bisa membeli sekarang, maka pembeli hanya sekali beli dan tidak akan membeli lagi.
2. Profesional = fokusnya mencari relasi dan tidak harus closing hari ini juga. Mencari waktu yang tepat untuk bertemu.
3. Consultant = fokus pada kepuasan pelanggan. Mengutamakan solusi konsumen, sehingga terkadang merekomendasikan produk lain. Oleh karena itu tipe ini yang paling banyak dicari konsumen karena tidak bersifat menjuali jika bertemu.
Lalu apa lagi yang bisa kita lakukan dengan simply selling..??
Yuk pelajari tekniknya secara praktis di YEA Virtual. Lebih dari 30 materi bisnis bisa kita pelajari langsung dengan para mentor live online selama 2 bulan.
Mulai belajar tanggal 23 Juni 2020 dan masih ada beberapa kursi lagi
Klik disini untuk daftar ya!