Jadi teringat para pedagang offline yang enggan pindah ke online, karena merasa omsetnya sudah ‘buanyaak’. Setelah mereka sadar bahwa pelanggan pindah ke tempat lain yang lebih viral di dunia maya, barulah pedagang offline ini berbondong-bondong pindah jualan di online.
Mereka yang kini jualan di online, beranggapan telah melewati tahap dinosaurus. Yang penting punya sosmed, promosi online, dan lead mulai berdatangan dari segala arah. Semakin PD karena omset bertambah, sehingga merasa diri tidak akan punah. Ini yang disebut dengan tahap dinosaurus fase 1.
Fase 1, berarti ada fase 2-nya dong..?? Jelas ada.
Jika pedagang yang ‘tidak melek online’ diibaratkan dinosaurus fase 1, maka fase 2 nya adalah pedagang yang ‘tidak melek branding’.
“Omset udah milyaran, ngapain buat brand..?? buat repot aja.” (nah ini nih, dinosaurus-nya ngomong, hehe..)
Omset milyaran tanpa BRANDING, tidak akan bertahan, karena tergantung pada produk orang lain yang suatu saat bisa berubah atau punah kapanpun. Jika produknya punah, maka kita juga ikut punah.
80% pelaku jualan online gagal di lima tahun pertama, salah satunya karena tak sanggup bersaing dengan kompetitor. Akhirnya banting harga, menyebabkan biaya operasional dan profit berkurang. Modal terkuras, sehingga tak dapat melakukan pemasaran.
Berbeda jika kita punya BRAND, maka kunci harga, pemasaran, dan tujuan masa depan produk ada di tangan kita. Cara kerjanya, membangun ikatan emosi yang kuat, sehingga konsumen menjadi loyal. Beli dan membeli lagi, itulah yang menyebabkan produk tetap terjual, bisnis menjadi langgeng.
Tidak perlu ‘banting-bantingan’ harga dengan kompetitor, jika brand kita sudah menancap di benak konsumen. Tidak perlu ‘koar-koar’ sana sini, cukup launch produk varian baru misalnya, maka pelanggan akan segera berdatangan. Mempermudah kegiatan pemasaran.
Jadi, sudah jualan online saja tidak cukup jika tidak ingin punah. Brand harus segera kita bangun, dan jadikan online sebagai infrastrukturnya.
Pilih mana, omset milyaran karena kerja ngos-ngosan (pedagang), atau milyaran karena brand yang bekerja untuk kita (pebisnis)..??
Sayangnya masih banyak yang menganggap bahwa branding itu sebatas bikin logo dan slogan.
“Lha terus apa dong..??” (yaahhh dino-nya nanya lagi, wkwkwk)
Logo dan slogan hanya membantu untuk mem-positioning-kan produk kita di benak konsumen. Sedangkan brand adalah kesan pertama yang terlintas dalam benak konsumen saat pertama kali mencicipi/memakai produk kita. Otomatis produknya harus sesuai dengan positioning yang akan dicapai ya. (Di YEA, bab branding dibahas menjelang kompetisi digital marketing)
Semoga menginspirasi..